Lupus

Systemic Lupus Erythematosus atau yang lebih dikenal dengan penyakit lupus merupakan sejenis penyakit autoimun. Berbeda dengan penderita penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV, pada penderita lupus, sistem kekebalan tubuhnya justru menjadi hiperaktif dan balik menyerang organ tubuh yang sehat.

Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit. Keduanya untuk memeriksa antibodi-antibodi yang muncul ketika lupus sedang aktif. Lupus terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak, lupus paru-paru, lupus pembuluh darah jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal, lupus jantung, lupus darah, lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain.
  2. Lupus diskoid, yaitu lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit.
  3. Lupus obat, bisa timbul akibat efek samping obat. Jenis lupus ini akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait.

Tanda-Tanda

Tanda-tanda yang muncul pada penderita lupus bisa bermacam-macam, bergantung pada sistem tubuh yangterkena lupus. Namun, gejala umumnya adalah demam, rasa lelah yang berkepanjangan, rambut rontok, dan pegal-pegal otot.

Ciri-ciri yang mencolok adalah perubahan pada fisik penderita lupus. Biasanya, pada wajah penderita lupus akan muncul ruam-ruam merah yang menyerupai bentuk kupu-kupu, lemas, dan kerontokan rambut merupakan ciri yang paling sering terjadi pada penderita lupus. Ciri lainnya adalah mual, muntah, efusi pleural, terkadang sensitif terhadap sinar matahari, arthritis, kelenjar yang membengkak, dan psikosis.

Penyebab

Penyebab lupus adalah sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Hingga saat ini masih belum diketahui apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh tersebut menjadi terlalu aktif. Namun, diduga penyebab lupus adalah lingkungan, seperti paparan sinar matahari, stres, beberapa jenis obat dan virus.

Pencegahan
  1. Hindari stres.
  2. Menjaga pola makan yang baik.
  3. Berhati-hati dengan keamanan obat yang dikonsumsi.
  4. Cukup beristirahat dan tidak memforsir diri dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
  5. Melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur.
loading...
 
loading...