Alzheimer biasa terjadi pada orang-orang lansia. Alzheimer merupakan penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami kepikunan. Ada berbagai hal yangmenyebabkan terjadinya kepikunan ini, tetapi masih belum diungkapkan secara jelas penyebab terjadinya Alzheimer atau demensia pada orang tua ini.
Tanda-Tanda
- Kehilangan memori atau cepat lupa.
- Hilangnya kemampuan berkomunikasi.
- Kehilangan kemampuan atau kapabilitas fisiknya.
Penyebab
- Tingginya kadar alumunium dalam jaringan otak.
- Tingginya kadar tembaga, zat besi, dan seng dalam jaringan otak. Unsur-unsur logam tersebut diasumsikan sebagai katalisator (zat pemercepat reaksi) yang mempercepat terjadinya penyakit ini karena meningkatkan stres oksidatif pada sel.
- Adanya penumpukan sampah metabolisme, berupa radikal bebas yang dihasilkan sel otak pada sel otak itu sendiri, dapat mengganggu produksi energi sehingga produksinya menurun. Selain itu, radikal bebas yang dihasilkan oleh sel juga dapat menyerang saraf sehingga membuat kemampuan komunikasi sel menjadi berkurang. Pada otak yang rentan, pukulan radikal bebas dapat menghancurkan saraf dan berujung pada kepikunan.
- Ada satu hipotesis yang menyatakan kepikunan memiliki keterkaitan baik secara langsung ataupun tidak dengan hiperhomosisteinemia pada lansia. Hiperhomosfsteinemia adalah kadar homosistein yang berlebih dalam darah. Hiperhomosisteinemia ini berkaitan dengan rendahnya konsentrasi asam folat, vitamin B12, dan vitamin B6.
- Sebagaimana diketahui bahwa karbohidrat, protein, dan lemak merupakan komponen gizi yang berperan sebagai makanan otak. Akan tetapi, optimalisasi perannya perlu ditunjangdengan vitamin dan mineral yang berfungsi untuk mengoptimalkan metabolisme komponen gizi tersebut. Sementara kita juga memahami bahwa proses penuaan juga berkaitan dengan menurunnya kemampuan daya cerna.
- Kurang berolahraga dan melatih otak.
Pencegahan
- Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya antioksidan.
- Teratur berolahraga.
- Banyak melatih otak dengan cara membaca, berpikir, atau aktivitas otak lainnya.
- Bersosialisasi dengan cara membentuk atau bergabung dengan suatu kelompok.
- Banyak mengonsumsi ikan yang mengandung omega 3 dan omega 6.
- Menghindari lemak yang jahat, lemak jenuh, atau makanan cepat saji yang tinggi lemak dan natrium.
- Menjaga keseimbangan berat badan.