Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju. Pada umumnya, penyakit jantung koroner ini lebih didominasi oleh laki-laki, tetapi perempuan pascamenopause pun rentan terkena penyakit jantung koroner ini. Penyakit jantung koroner ini berkembang dari aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh terjadinya proses fisiologis berupa penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) pada dinding pembuluh darah bagian dalam di pembuluh arteri di jantung akibat kolesterol yang teroksidasi.

Jika hal tersebut terus-menerus berlangsung, akibatnya pembuluh darah bagian dalam akan tertutup oleh pengapuran gumpalan tersebut. Ibarat selang yang diikat, sementara kran airnya tidak ditutup maka akan terjadi penggelembungan atau terjadi bottle neck.

Hal tersebut dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kematian. Jika pasokan darah saja yang berkurang, akan terjadi serangan jantung, tetapi jika pecah maka akan mengakibatkan kematian.

Tanda-tanda
  1. Susah diketahui kecuali jika sudah parah.
  2. Kadar kolesterol total dalam darah tinggi melebihi batas normalnya, yaitu 240 mg/dl.
  3. Sering terasa nyeri pada dada bagian kiri (lokasi tempat jantung berada).
  4. Sakit dada disertai dengan sesak napas, berkeringat dingin, mata berkunang-kunang, dan mual.
  5. Sakit kepala berat dan parah tanpa sebab pasti yang diketahui.
  6. Sakit di dada yang menyebar hingga ke bahu, leher, dan lengan.

Penyebab

  1. Merokok merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung koroner. Para perokokmemiliki kemungkinan 2-4 kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner daripada mereka yang bukan perokok.
  2. Usia. Semakin bertambah usia seseorang, risiko terkena penyakit jantung koroner pun akan semakin tinggi. Demikian pula dengan wanita pascamenopause.
  3. Terjadinya penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) pada dinding pembuluh darah sebagai akibat dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, sehingga menyebabkan serangan radikal bebas pada pembuluh darah jantung.
  4. Banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan kolesterol tinggi.
  5. Kurang berolahraga.
  6. Kegemukan atau obesitas.
  7. Penderita diabetes mellitus tipe dua dan hipertensi berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner.

Pencegahan

  1. Menjaga stabilitas berat badan.
  2. Mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan kolesterol, gula, dan garam yang tinggi. Contohnya jeroan, daging yang berlemak, makanan daging olahan seperti kornet dan sosis, atau makanan-makanan cepat saji.
  3. Banyak melakukan aktivitas fisik dengan cara berolahraga secara teratur.
  4. Banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan minuman yang mengandung antioksidan yang tinggi.
  5. Bertoleransi dengan stres dan tekanan hidup lainnya.
loading...
 
loading...