Meskipun terlihat lancar-lancar saja, tetapi sebenarnya ada proses yang rumit di balik itu. Selain itu, pencernaan ini rawan terganggu oleh banyak hal. Sebagai contoh, berikut ini adalah beberapa jenis gangguan pencernaan.
1. Muntah
Muntah bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau gangguan. Ada beberapa hal yang membangkitkan rangsang untuk muntah di antaranya yaitu:
- banyaknya lendir atau dahak yang tersangkut di saluran napas atas
- infeksi saluran pencernaan yang menyerang usus dan lambung
- faktor kejiwaan, atau
- kelebihan gas di lambung.
2. Diare
Diare terjadi apabila buang air besar terjadi lima kali dalam sehari atau bahkan lebih. Diare seringkali disebabkan oleh infeksi dan beberapa faktor lainnya seperti makanan, gangguan penyerapan (malabsorpsi), atau masalah kejiwaan lainnya.
Infeksi pencernaan dapat disebabkan oleh beragam bibit penyakit yang berasal dari makanan dan minuman, mulai dari virus, kuman, bakteri, dan jamur yang mencemari lambung dan usus. Makanan dan minuman juga dapat menjadi penyebab diare apabila sudah basi, bersifat racun (singkong, bongkrek, dan jamur beracun), berasal dari sayuran mentah, dan adanya alergi.
Dalam keadaan diare, sistem pencernaan terpacu untuk mengeluarkan isinya lebih dini. Ada mekanisme pengeluaran cairan usus yang berlebihan (hipersekresi). Diare membuat tubuh kehilangan cairan, selain zat makanan yang belum sempat terserap oleh tubuh. Ada dua hal yang perlu dilakukan ketika kita mengalami diare, yaitu:
- menanggulangi kehilangan cairan dengan banyak minum oralit atau larutan gula garam. Jika kekurangan cairannya sudah berat, maka tubuh memerlukan tambahan cairan lewat infus
- segera mencari dan mengobati penyebab diare, sebab jika tidak segera disingkirkan maka diarenya tidak akan berhenti. Jika dibiarkan terus, diare ini bisa saja mengakibatkan kematian.
3. Kembung
Kembung merupakan keluhan perut yang sering dialami. Cangguan ini terjadi jika udara dan gas dalam tabung pencernaan jumlahnya berlebihan. Ada sejumlah penyebab mengapa udara dan gas berlebih volumenya dalam saluran pencernaan. Namun, penyebab kembung yang paling sering adalah terlampau banyak menelan udara, baik ketika minum, bercakap-cakap, atau tertawa. Tanpa disadari udara dari luar masuk ke kerongkongan melalui rongga mulut, lalu tiba di lambung.
Selain masuknya udara dari luar, usus pun memproduksi gas yang mengisi lumen-nya. Gas yang sering menambah volume lumen usus bisa datang dari mekanisme rembesan atau penyerapan darah dalam usus. Dalam pencernaan yang normal, bakteri dalam usus memproduksi hidrogen setelah mengonsumsi buah dan sayur, gas metana (CH4) dari bakteri usus, dan karbondioksida (CO2) di dalam usus dua belas jari setelah makan. Jika gas CO2 diserap oleh darah, kembung tidak akan terjadi.
Kelebihan gas yang terjadi akan dikeluarkan melalui sendawa, masuk ke dalam darah, atau buang angin atau flatus. Gas berlebih dalam perut juga bisa dikeluarkan lewat paru-paru. Volume gas sebanyak satu liter dalam satu jam pada orang sehat mungkin tidak mengapa. Namun, jika sedang tidak sehat, volume gas yang tidak berlebih saja sudah menimbulkan keluhan kembung.
Kembung akan menimbulkan rasa penuh, begah, dan tidakenak di perut bagian atas, terkadang disertai juga dengan nyeri perut. Reaksinya adalah gerakan usus yang lebih untuk buang angin dan rileks bersendawa akan muncul.
Secara garis besar, kembung disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut.
- Usus “malas” bekerja. Jika gerakan usus sedang malas, udara dan gas di lambung dan usus akan tertahan lebih lama Semakin banyak gas terbentuk, semakin berlebih pula gas akan tertahan di dalam usus.
- Kelebihan volume gas dalam pencernaan juga dipengaruhi oleh jenis menu yang dikonsumsi, posisi tubuh, dan normal tidaknya fungsi kerja pencernaan.
- Posisi tubuh juga memengaruhi volume udara dan gas dalam pencernaan. Pada posisi tubuh tegak, udara dan gas terjebak di bawah bongkahan makanan dalam lambung. Udara dan gas yang terjebak dalam posisi ini hanya akan menambah volume lambung dan gagal keluar sebagai sendawa. Hal itu akan diteruskan ke usus dan muncullah keluhan kembung. Untuk mengeluarkan udara tersebut, kita perlu beraktivitas, agar udara tersebut bisa keluar baik dalam bentuk sendawa atau kentut.
Untuk mencegah terjadinya kembung pada perut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Rajin melakukan aktivitas fisik.
- Lebih banyak bergerak dan tidak diam hanya dalam satu posisi saja, misalnya terlalu banyak duduk, karena bisa membuat usus menjadi malas bekerja.
- Menghindari makanan-makanan yang menjadi pemicu timbulnya gas seperti nangka, pir, bengkuang, kol, brokoli, susu (terutama jika mengalami intoleransi laktosa), dan lain-lain.
4. Maag
5. Konstipasi
6. Mual